Sabtu, 04 Oktober 2014

Fakta dan Mitos tentang Mandi

         Mandi merupakan sebuah aktivitas yang rutin dilakukan oleh umat manusia. Tujuan utama dari mandi adalah untuk membersihkan tubuh manusia bagian luar (kulit) dari segala jenis kotoran dan kuman penyakit yang menempel pada kulit manusia. Selain itu mandi juga memiliki beberapa manfaat yang tidak kita sadari seperti :

1 1.     Memelihara Jantung
      Berendam di air hangat selama 10 menit saat mandi pagi dapat memelihara sirkulasi jantung.

   2.     Menurunkan Kadar Gula Darah
   
  Untuk penderita diabetes, dengan berendam 30 menit di dalam air hangat akan menurunkan kadar gula darah di dalam darah sebesar 13%

  3.      Eksema


     Eksema adalah peradangan kronik kulit yang kering dan gatal. Untuk penderita penyakit kulit seperti eksema, ruam, gatal-gatal dapat menambahkan baking soda ke dalam bak mandi karena berdasarkan penelitian baking soda itu bertindak sebagai antiseptik. 



       Caranya pertama-tama isi air dengan air hangat, tambahkan kira-kira satu sendok baking soda dan aduk sampai rata. Dianjurkan berendam selama 10-20 menit. 


4.      Meningkatkan Sirkulasi


        Jika anda mengalami masalah sirkulasi maka cobalah dengan mulai merendam kaki selama satu atau dua menit dalam air hangat, kemudian 30 menit dalam air dingin. Cobalah lakukan selama 15 menit kemudian diselesaikan dengan air dingin.


5.      Terapi Insomnia


      Untuk penderita insomnia atau yang memiliki masalah tidur dapat merendam kaki dalam air dingin. Masukan kaki sampai kaki merasa dingin. Pengobatan ini juga berguna bagi kaki lelah, pendarahan hidung, dan sembelit. 


Namun dibalik itu ada fakta mencengangkan yang banyak belum diketahui oleh kebanyakan orang, yaitu

1 1.     Mandi dengan Langsung Menyiram Kepala Dapat Menyebabkan Kematian

  Mandi dengan langsung menyiram kepala dapat menyebabkan kematian bagi manusia dikarenakan menyebabkan stroke atau serangan jantung yang diakibatkan oleh pecahnya pembulu darah di kepala karena terpapar suhu rendah secara mendadak. Kasus ini sering  terjadi pada kaum lansia. Namun, bila kebiasaan ini terus berlanjut maka ini akan cukup berbahaya. Dianjurkan untuk mandi tidak langsung dari kepala namun dimulai dari kaki.

   2.      Mandi di Siang Hari Tidak Sehat

  Menghilangkan gerah dengan mandi pada siang hari adalah kebiasaan yang salah. Pada siang hari tubu manusia mencapai suhu tertinggi. Pada saat itu kita akan merasa gerah dan mengambil jalan pintas dengan mandi namun itu akan merusak tubuh anda. Saat mandi kita dalam kondisi suhu tubuh yang tinggi dapat menyebabkan rusaknya sel-sel kulit kita dan akan timbul bercak –bercak putih di tubuh kita karena rusaknya sel-sel kulit karena pecah karena paparan suhu rendah yang mendadak, dan pada kasus ekstrim dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah yang dapat menyebabkan stroke dan berujung kematian. Ini semua sama dengan percobaan saat kita menuangkan air dingin pada gelas porselen/beling yang panas, maka gelas itu akan retak bahkan pecah. Apalagi pembuluh darah kita.
           
  3.      Langsung Mandi Pagi Setelah Bergadang Menyebabkan Kematian
  
  Sebenarnya kejadian ini terjadi karena berbagai penyebab yang kompleks. Namun langsung mandi pagi setelah bergadang dapat menyebabkan tingginya resiko serangan jantung dan stroke. Menurut penelitina kasus serangan jantung sering kali terjadi di sekitar jam 9 malam sampai 6 pagi. Pada saat malam hari apalagi bergadang pembuluh darah kita akan menyempit karena suhu tubuh yang menurun dan pada saat mandi tubuh kita akan menerima paparan suhu dingin secara langsung yang dapat menyebakkan makin turunnya suhu tubuh yang dapat mempersempit pembuluh darah dan menghambat oksigen ke otak.

  4.      Mandi Malam Belum Tentu Penyebab Rematik

 Mandi malam belum tentu penyebab rematik. Dikarenakan belum ada sebuha penelitina yang dapat menyatakan secara ilmiah bahwa mandi pada malam hari dapat menyebabkan penyakit rematik. Buktinya, kebanyakan orang Jepang sering mandi pada malam hari namun tidak meningkatkan jumlah penderita rematik di Jepang.

Untuk itu kita butuh mandi dengan cara yang tepat.... Agar keinginan kita untuk membersihkan diri tidak akan merusak tubuh kita... :D

Jumat, 03 Oktober 2014

Membuat Blogmu Mengghasilkan Uang

    Sobat, anda bisa membuat blog anda menjadi ladang uang tak terbatas bagimu. Anda hanya perlu untuk aktif melakukan posting. Dan juga bekerjasama dengan badan pengiklanan yang biasanya membuat slogan. "One Click Get Paid"  atau "Sekali Klik Dibayar". Dan banyak situs yang memiliki proses yang sulit padahal rata-rata semua situs memberikan keuntungan yang sama. Untuk itu saya akan memberikan anda sebuah jalan singkat tinggal klik link di bawah ini.

http://wordlinx.com/?r=679329

bila tidak bisa coba lagi di sini

http://wordlinx.com/buy.php?r=679329

Kemudian sobat tinggal Sign Up atau Mendaftar. Kemudian nikmatilah keuntungannya. :D

Contoh Resensi 6

Resensi

 
1.      Judul Buku           : Kukila
2.      Pengarang             : M. Aan Mansyur
3.      Penerbit                : Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama
4.      Tahun Terbit         : September 2012
5.      Tebal Buku           : 128 halaman





Rahasia Pohon Rahasia
Sebuah kumpulan cerita (kumcer), Kukila adalah cerpen utama yang diangkat oleh sang penulis. Kukila adalah seorang istri yang membenci bulan September dan pohon mangga. September dan pohon mangga adalah saksi bisu dari kenangan hidupnya dan rasa bersalahnya. Hidupnya didera rasa bersalah yang teramat besar, kepada mantan suaminya, mantan kekasihnya, dan kepada anak – anaknya. Kukila hanya dapat mengungkapkannya pada sebuah surat yang ia tulis kepada anak sulungnya yang sudah tidak lagi seatap dengannya. Anaknya sekarang di Mabela. Kepada suratlah dia berbicara dan kepada pohon-pohonlah dia menyimpan masa lalu, kenangannya.
Dalam kumcer ini juga masih terdapat lima belas cerita pendek lainnya. Seperti “Setia adalah Pekerjaan yang Baik”. Seorang anak yang menceritakan tentang kisah cinta ibunya kepada seorang temanya melalui jejaring sosial twitter. Ibunya yang menikah setelah baru saja menyelesaikan pendidikan dijenjang SMP. Pada mulanya ia mencintai seorang pria dari gunung. Anak seorang pembuat gula aren. Namun ia tak ma(mp)u menolak ayahnya untuk menjodohkannya dengan seorang pria. Yang ternyata tidak disukainya. Ia pun kabur. Setelah sekian tahun ia dalam perantauan ia pun kembali ke rumahnya. Ternyata calon suaminya itu tetap setia menantinya. Ia pun luluh dengan kesetiaan sang calon suami dan rela dinikahi. Setelah menikah mereka memilik anak. Dan sang suami pun pergi merantau. Ia tak pernah lagi pulang. Sekian tahun, bertahun – tahun ia tak pulang – pulang. Dan ternyata ia telah meninggal dunia. Selain itu “Membunuh Mini”. Mini adalah sebuah pembantu di sebuah rumah seorang direktur. Direktur itu ingin membunuh Mini karena Mini telah hamil dikarenakan perbuatannya. Ia pun bekerja sama dengan supirnya dengan memberikannya upah sekian juta rupiah. Sang supir pun mengikuti tawaran sang direktur dan pergi membuang Mini di sungai. Namun sang direktur masih belum puas, hatinya masih belum tenang. Ia harus mengeluarkan sang supir. Membuatnya jauh sehingga tak ada lagi yang tahu akan perbuatannya. Ia pun meminta sang supir pergi dengan uang sekian jurah yang empat kali lebih besar. Sang supir pun menerimanya dan pergi. Setelah sang supir pergi dari rumah sang direktur, ia menuju ke sebuah hotel dan ternyata ia selama ini berbohong.
            Sebuah kumpulan cerita yang penuh dengan kisah – kisah sehari-hari dan cerita-cerita romansa yang digarap dengan gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Dengan alur cerita yang menarik pembaca untuk selalu membacanya. Penulis sangat hebat menciptakan cerita yang tidak terduga, membawa kita kepadaa misteri – misteri kehidupan dari setiap ceritanya. Sangat baik memberikan kejutan – kejutan yang menjadi kekuatan dari cerita-ceritana.

Manfaat : Sebuah buku yang sangat baik dibaca dan sebagai sebuah referensi bagi teman – teman yang ingin belajar untuk menulis sebuah cerita. Karena buku ini layak menjadi sebuah pembelajaran awal sebelum meneju ke jenjang yang lebih tinggi.

Contoh Menggambar dengan Pensil


Mengggambar Mata Naga


Blue Eyes White Dragon



Contoh Resensi 5

Resensi
1.      Judul Buku           : Laskar Pelangi
2.      Pengarang             : Andrea Hirata
3.      Penerbit                : Bentang Pustaka
4.      Tahun Terbit         : 2005
5.      Tebal                    : xxxiv, 529 halaman




Prajurit Mimpi
            Laskar Pelangi berlangsung di desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Dimulai dengan pertama kali masuk sekolah. Sepuluh anak kurang mampu yang bersekolah di sebuah sekolah yang sudah hampir roboh, sekolah Muhammadiyah. Sekolah itu terancam ditutup oleh dinas pendidikan Provinsi Sumatera Selatan bila tidak memenuhi permintaan sepuluh orang murid. Pada awalnya hanya datang sembilan orang murid saja. Naun pada akhirnya datanglah sang penyelamat yang membuat sembilan orang anak lainnya. Bisa mulai merajut mimpi mereka di bangku sekolah.
            Cerita pun dimulai. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah! Mereka, Laskar Pelangi – nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi – pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa sang jenius cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang merantau ke luar pulau Belitung dan akhirnya kembali ke kampung halamannya.
            Sebuah kisah yang sangat manis. Kisah persahabatan dan semangat anak – anak yang senang bermimpi mengejar cita – cita. Walau mereka terpurukkan oleh keadaan. Namun, kegembiraan dan canda tawa muda telah menghapus semua. Anak – anak yang masih polos yang selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dan membanggakan orang – orang yang dicintainya dengan usaha yang gigih. Sebuah kisah yang sangat inspiratif dan mengharukan dari sang penulis yang ingin dibagiakan kepada pembacanya. Pesan – pesan dan motivasi menjadi daya tarik tersendiri. Kisah yang juga sangat menggangkat kedaerahan dan digarap dengan kocak menjadikannya nyaman untuk dibaca dan dinikmati oleh pemabcanya. Tetapi untuk berbagia kata – kata ilmiah yang banyak cukup mengganggu kenyamanan pembaca dalam menikmati isi buku. Walaupun nampak bahwa penggunaan kata-kata ilmiah itu juga untuk memberikan kesan cerdas pada sang tokoh.

Manfaat : Sebagia buku motivasi yang menggugah seseorang untuk pantang menyerah mengejar impiannya. Walaupun di tengah keadaan terburuk sekalipun. Berserta persahabatan yang erat diantara anak-anak yang mungkin dewasa ini mulai renggang di kalangan masyarakat.

Contoh Resensi 4

Resensi

1.      Judul Buku           :   Surat Kecil Untuk Tuhan
2.      Pengarang             :   Agnes Davonar
3.      Penerbit                :   Inandra Published
4.      Tahun Terbit         :   2008
5.      Tebal Halaman     :   232 halaman





Surat Terakhir
          Gita Sesa Wanda Cantika atau biasa dipanggil Keke adalah seorang gadis muda yang riang. Namun, Ia mengidap sebuah penyakit yang sangat ganas. Ia mengidap penyakit kanker jaringan lunak. Keke merupakan orang pertama yang terkena penyakit tersebut. Penyakit ini adalah sebuah penyakit langka yang belum diketahui dunia kedokteran. Ia mengidap penyakit tersebut diusia 13 tahun. Keke yang hanyalah seorang gadis muda yang riang harus menghadapi cobaan yang sangat berat. Perjuangannya untuk tetap tegar menghadapi kenyataan di waktu mudanya. Perjuangannya mencari kesembuhan dan tetap percaya bahwa kesembuhan itu ada. Dan pada akhirnya tim dokter Indonesia berhasil mengobati Keke. Tim dokter Indonesia sempat menjadi buah bibir di dunia kedokteran di berbagai negara atas keberhasilannya. Dan Keke pun dapat menghirup angin segar dari cobaan yang panjang. Namun tanpa disadari ternyata kesembuhan itu tidaklah permanen. Ia hanya dapat menghirup angin segar itu untuk sementara. Karena kesembuhanya jugalah sementara.
Tak lama setelah ia dinyatakan sembuh, kanker ganas itu pun kembali dan untuk kedua kalinya menyerang tubuh mungil dan semangatnya. Setelah beberapa lama, Keke menyadari bahwa hidupnya sudah tidak lama lagi. Obat-obatan, berbagai macam pengobatan itu tak lagi bisa mengulur-ulur waktu kepergiannya. Kali ini sepertinya sudah berakhir. Benar saja, Gita Sesa Wanda Cantika atau yang lebih akrab dipanggil Keke meninggal pada tanggal 26 Desember di tahun 2006. Keke yang telah berjuang melawan keganasan penyakit langka itu pun akhirnya harus berpulang. Sebeulum meninggal, ia sempat menuliskan sebuah surat. Berikut petikan surat terakhir Keke:
Andaikan,….. semua dapat terulang kembali,
Tetapi pernahkah anda berfikiran tentang itu?
Pernahkah anda mengira-ngira apa yang akan terjadi
Jika semuanya dapat terulang kembali?

Tuhan …………..
Andai aku bisa kembali
Aku tak ingin ada tangisan di dunia ini
Tuhan …………
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku
Terjadi pada orang lain
Tuhan ……………
Bolehkah aku menulis Surat Kecil Untuk-Mu?
Tuhan …………….
Bolehkah aku memohon satu hal kecil pada-Mu?
Tuhan ………………
Biarkanlah aku bisa dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya
      Sebuah cerita yang sangat mengharukan dari sebuah perjuangan keras gadis melawan penyakit. Di tengah – tengah kehidupannya sebagai murid sekolahan, perjuangan ayahnya mencarikan jalan kesembuhan baginya serta ceritanya di sebuah villa. Sebuah cerita yang sangat baik diciptakan oleh sang penulis, Agnes Davonar. Sangat baiklah penggambaran situasi dalam buku ini. Yang dapat menggambarkan bagaimana keadaan atau peristiwa yang sedang terjadi secara indah.


Manfaat  : Buku ini merupakan sebuah buku yang inspiratif dan memberikan semangat. Terutama dapat menjadi pemupuk motivasi bagi teman –teman kita terutama yang menghadapi cobaan yang sama seperti “Keke”, penyakit yang berat. 

Contoh Resensi 3

Resensi

1.      Judul Buku           : Upacara
2.      Pengarang             : Korrie Layun Rampan
3.      Penerbit                : Jakarta, Pustaka Jaya
4.      Tahun Terbit         : Cetakan kedua, 2000
                                      Cetakan pertama, 1978
5.      Tebal Buku           : 128 halaman




Aku dan Upacara Dayak
            Sebuah roman yang melukiskan pengalaman batin yang dialami oleh toko “aku” dalam berbagai upacara meruwat(crisis ritus) yang diselenggarakan oleh penduduk sebuah perkampungan suku bangsa Dayak di pedalaman Kalimantan. Berbagai macam upacara diikuti oeh si tokoh “aku”. Dimulai dengan pengemabarahan roh “aku” ke Lumut (Swarga) dalam upacara bagi kesembuhan si “aku”, balian (perdukunan) dalam hubungannya dengan nasuq juus ( mencari jiwa yang hilang), kemudian tentang kewangkey (upacara penguburan tulang manusia), dilanjutkan dengan nalin taun (pesta tahunan, memberi persembahan pada alam dewa-dewa) untuk menghindarkan kampung itu dari malapetaka atau bencana, dan akhirnya tentang pelulung (upacara perkawinan). Dalam roman ini si “aku” menaiki jenjang pernikahan setelah kisah asmara yang panjang.
            Peristiwa demi peristiwa, kejadian demi kejadian, upacara demi upacara, dilukiskan oleh penulis dengan sangat epik dalam bahasa yang simbolis. Penuh dengan kalimat – kalimat yang kaya akan metafora. Ditulis dengan sangat padat akan imajinasi, kepuitisan dan originalitas sang penulis yang ingin menggambarkan perjalan hidup sosok “aku”.
            Kisahnya diawali dengan pelukisan si “aku” terbagun ketika sedang berlangsung upacara individual demi kesembuhan dirinya. Namun pada awalnya si “aku” sama sekali tidak menyadari bahwa upacara ini untuk siapa dan untuk apa. Ia merasa baik-baik saja tidak terjadi apa-apa. Pertama kali ia siuman ia melihat ibu dan ayahnya. Serta kokok ayam jagonya si Burik disertai gemerincing getang dan giring-giring. Kehidupan berjalan di tengah-tengah suku Dayak. “Aku” pun mengalami sebuah pengembarahan rohnya ke Lumut (Swarga) yang dituntun oleh kakeknya. Kakeknya menuntun setiap langkah dalam pengembaraannya. Kata orang bila seseorang telah menyelesaikan pengembaraan itu orang tersebut akan mendapatkan kemurahan dan kenikmatan dalam hidupnya. Perjalannya yang mistis melalui berbagai jalan dan menuju bangunan yang juga mitis menyelesaikan pengembaraannya. Dalam suku Dayak memiliki keyakinan sendiri. Saat seorang antropolog Amerika datang untuk memperlajari suku Dayak dan juga membawa misi misionaris ingin untuk memperkenalkan “sang Juru Selamat” ditolak mentah-mentah oleh suku Dayak dengan cara yang halus. Upacara menjadi pusat kehidupan di sana. Dari bayi, menikah, hingga meninggal mereka mengalami berbagai upacara. “Aku” mengalami kisah cintanya di dalam suku tersebut. Cinta pertamanya sangatlah indah dan mengharukan. Namun, semuanya harus terputus ditengah jalan karena mala petaka telah merenggut nyawa sang kekasih di hutan. Sangat mengharukan saat ia pergi mencari hasil hutan ia menemukan barang-barang peninggalan kekasihnya itu, Waning. Setelah kisah-kisah asmara panjang dan mengharukan di sela-sela kehidupan yang penuh dengan upacara. Akhirnya si “aku” menemukan jodohnya. Ifing, adik Waning, rupa-rupanya dengan diam-diam telah mencintai si “aku”. Baru kemudian si “aku” memperhatikan gadis yang mungil itu. Ifing ternyata menyimpan kelembutan dan kecantikan Waning. Dan diadakanlah upacara pernikahan untuk mempersatukan kedua insan remaja ini dalam ikatan perkawinan. Upacara tersebut disebut Pelulungan.

            Dalam roman ini, walaupun semuanya terfokus kepada upacar-upacara adat. Namun aspek-aspek lain kehidupan tetap banyak disinggung dengan epik. Sang penulis dapat membuat pembaca tertarik dengan kalimat-kalimat imajinasinya. Untuk membaca roman ini yang penuh misteri akan upacara-upacara tersebut serta konflik-konflik kehidupan. Dibumbuhi serta diakhiri dengan kisah cinta yang mengalami pengembaraan yang sangat banyak. Roman ini penuh dengan bahasa – bahasa daerah, tetapi penulis telah menyediakan makna setiap kata tersebut dalam lampiran akhir buku. Walaupun karya sastra ini bisa dibilang “sastra absurd” namun dapat ditangkap oleh pembaca – pembacanya. Sebuah karya sastra yang indah.

Manfaat: Roman ini sangat baik bagi kaum muda yang ingin mempelajari tentang sastra lama. Buku ini sangat layak dijadikan sebuah referensi bacaan. Gaya penulisan yang kaya akan metafora memberikan kesan yang berbeda dengan karya sastra modern yang sedang tren saat ini. Juga kita dapat melihat kehidupan pedalaman suku Kalimantan, suku Dayak beserta dengan upacara-upacara adat yang ada. 

Contoh Resensi 2


   Resensi 




Judul buku          : Siapa Bilang “BODO” nggak bisa jadi Pengusahaa
Pengarang          : Anang Dwi Sambodo
Penerbit              : Penebar Swadaya
Terbit                    : 2007 (cetakan 1)
Tebal                     : 188 dan iv halaman




                Kaya bukan hanya milik orang-orang yang menyandang gelar sarjana, orang-orang yang memiliki pendidikan tinggi. Namun juga untuk semua orang termasuk yang berpendidikan rendah. Tidak menutup kemungkinan orang yang berpendidikan rendah lebih sukses daripada yang berpendidikan tinggi. Karena pendidikan bukanlah patokan mendasar dari kesuksesan. Banyak orang-orang kaya dan sukses yang terkenal memiliki pendidikan rendah. Seperti pendiri perusahaan otomotif dunia Honda, Soichiro Honda yang berasal dari keluarga miskin tanpa pendidikan.  Keuletan, kedisiplinan, sabar, kreatif, selalu ingin belajar dan pantang menyerah menjadi kunci sukses orang-orang tadi.
Meciptakan cara berpikir Entrepenuer yang kreatif menciptakan nilai tambah dalam usahanya menjadi modal awal sang pengusaha. Bagi orang tak pintar memulai bisnis bisa dari nol bahkan minus. Memulai suatu usaha perlu kita menciptakan visi misi perusahaan, mebuat promosi dari brosur dan spanduk yang menarik dan memiliki nilai tambah. Dapat dengan baik memilih orang yang tepat sebagai karyawan dan memilih alat produksi. Pantang menyerah dan selalu bangkit dari kebangkrutan, serta jadikan pelajaran dan maju terus. Janganlah berhenti bermimpi, karena mimpi itu bisa menjadi motivasimu. Untuk menjadi pengusaha yang sukses bagi orang yang tak pintar, terus belajar dan carilah pembimbing yang tepat. Pembimbing yang tepat adalah orang yang telah mencapai target yang telah kau taegetkan dan mau berbagi kepadamu.
Inilah pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh Anang Dwi Sambodo dalam bukunya “Siapa Bilang Orang ‘Bodo’ nggak bisa jadi Pengusaha” kepada pembacanya.  Tips dan trick yang sangat berguna bagi pembacanya. Buku ini dibuat dengan metode yang sangat tepat untuk dibaca bagi sasaran buku ini, teman-teman yang kurang pintar; sesuai dengan judul buku ini. Dibuat dalam bentuk cerita-cerita pendek yang disusun dari pengalamannya yang unik dalam dunia berwirausaha. Sangat layak untuk diacungi jempol kepada Anang Dwi Sambodo.
Anang memulai ceritanya dari sebuah kisah inspiratif seorang turis Korea yang gemar akan menggoleksi burung. Dilanjutkan dengan survey yang diikutinya sebagai associate, yang mendapatkan hasil yang mencengangkan, sebebagian besar penghuni perumahan elit ibu kota berpendidikan rendah dan sebaliknya. Dari situ ia mulai menceritakan kisah-kisah sukses orang miskin atau orang tak pintar. Selesai memotivasi, dimualai dengan langkah selanjutnya untuk berusaha. Membuat visi misi dan menyusun struktur organisasi perusahaan sangat penting untuk kelanjutan perusahaan. Menyusun struktur organisasi dibutuhkan orang-orang yang tepat dan dapat dipercaya.  Untuk memajukan usaha kita, sangat perlulah menarik hati konsumen melalui promosi seperti, menyebarkan spanduk, brosur, billboard dan iklan. Mengerti bagaimana pemikiran karyawan sehingga kita dapat menjalankan usaha dengan baik. Memperhatikan detil-detil perusahaan juga sangatlah penting, dari memilih nama perusahaan, design brosur, bon dan prosedur kerja, mengadakan alat dan bahan operasional dan lokasi usaha. Siap dan berani mengambil resiko itu mental pengusaha tangguh. Kebangkrutan bukanlah akhir, namun menjadi pelajaran untuk memulai kebangkitan yang baru.
                                Buku ini benar-benar mematahkan pemikiran dan bayangan kita akan buku-buku yang mengangkat tentang pengusaha atau bisnis yang biasanya diulas dalam bentuk buku-buku yang teoritis, kritis, dan membosankan. Tetapi Anang mencipatakan buku ini menjadi seperti sebuah novelet kisah hidupnya terut dunia kewirausahaan yang menyenangkan untuk dibaca terrutama bagi teman-teman remaja. Boleh saja banyak yang bertanya bagaimana manfaat dari buku ini bila berupa cerita-cerit pengalaman saja. Tetapi dengan piawai buku ini, memotivasi dan memaparkan teori-teori, tips-tips dan trik-trik dengan ringan. Buku ini seolah-olah membawa kita ke dalam hidup berwirausaha sang penulis sambil belajar berusaha. Dari awal memulai usaha, kita membuat promosi, spanduk, brosur, membangun semangat untuk maju, memilih orang yang tepat, gaya bernegosiasi, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, serta mencari pembimbing yang tepat.
                Dipenuhi dengan kisah-kisah inspiratif menjadi motivasi pembaca yang benar-benar ingin memulai usaha. Terutama bagi orang tak berpendidikan. Dipenuhi dengan kutipan ilmu-ilmu bisnis dari beberapa buku dari pengajar bisnis terkemuka. Meningkatkan kekayaan isi dari buku ini.
                 

Cerpen

D


Hari ini lumayan dingin. Aku pun berangkat mengenakan jaket putih kesayanganku bermotif batik mawar merah di daerah bahu sampai dada kiri. Nampaknya matahari masih enggan menghangatkan tubuh ini. Langit masih gelap padahal jarum panjang  jam dinding berbingkai hijau, berlis hitam itu telah menunjuk angka lima dan jarum pendek pada angka enam. Seakan baru beduk. Kurasa mau badai. Namun tak terdengar bunyi sambaran tongkat Zeus di telinga. Yang terdengar hanyalah kicauan sunyi bayi burung terkapar jatuh dari sarangnya di pohon mangga itu dekat lapangan voli. Pohon itu sudah lama tak berbuah. Ku ingat sudah dua tahun lamanya. Terakhir kali adalah saat aku duduk di kelas sepuluh. Saat wali kelasku masih bapak guru cabul yang sekarang sudah mendekam di balik jeruji besi yang dingin.. Sekarang mungkin ia telah membeku di sana bersama tikus-tikus kecil hitam dan kecoa-kecoa sebesar jempol kaki. “Dia itu Pedophilia!!!”, kerik  teman sekelasku berdiri saat surat kabar tentangnya digelar bak dagangan di depan kelas. Dia adalah seorang guru olahraga lulusan universitas terkemuka di Bandung. “D” begitulah inisialnya, aku tak akan menyebutkan merek, temanku yang selalu menjadi bulan-bulanan pemuas nafsu bejat pria tiga puluh dua tahun itu. Bekas luka robek ini tak terlupakan
                Setiap pelajaran olah raga ia memberikan kami materi singkat, 5 menit paling lama. Setelah itu ia membebaskan kami bermain bahkan ke kantin atau kembali ke kelas. Saat bermain aku tak pernah sekalipun melihat gadis muda berinisial “D” itu. “Dia dipanggil bapak ke ruang guru.” Begitulah jawab teman sebangkunya yang berinisial “F” setiap kali aku menanyakannya. Dan aku percaya-percaya saja. Saat dua jam pelajaran olah raga selesai. Kami segera mengganti pakaian. Kamar mandi putra dan putri bersebelahan dalam sebuah bangunan yang sama. Kamar mandi itu hanya disekat dengan sebuah dinding beton kuning pucat setinggi dua setengah meter. Seringkali terjadi perang lempar –lempar air dan gayung bahkan ember antara kamar mandi putra dan kamar mandi putri. Sudah tidak asing lagi rasanya badan beserta seragam basah dijemur oleh kepala sekolah yang gemuk berkumis hitam tebal itu.  Namun kami tak pernah kapok, jawab kami hanyalah tertawa tipis atau sekedar senyum menahan gelak tawa. Ku rasa lama kelamaan kumis hitam itu akan cepat rontok menghadapi kami. Jadi anak nakal ramai-ramai itu asik. Dengan teman-teman yang sepaham dan kompak nakal dalam tanda kutip. Lagi-lagi aku tak pernah melihatnya bersama kami dijemur. Biasanya “D” kembali ke kelas terakhir. Hampir berbarengan dengan masuknya bapak guru fisika. Aku duduk di baris pertama dekat dari pintu kelas shaf pertama. Sedangkan dia duduk di baris ke dua shaf ke tiga. Sering kali saat ku melirik ke belakang saat bapak guru fisika menulis soal di papan tulis, ia sedang menggenggam kedua tangannya menekan roknya di daerah selangkangan. Mukanya mengerut seperti seperti telah berumur. Serasa sakit sekali. Saat bapak guru bertanya padanya, ia selalu menjawab sakit perut dan permisi ke kamar kecil. Pernah sekali saat dia duduk di bangku taman sekolah aku menemukan seberkas darah bekas ia duduk setelah pelajaran olah raga.
                Suatu hari, teman karibku yang selalu menjadi provokator kenakalan masal kami mengajakku untuk melakukan spionase kepada bapak guru olah raga. Ia ternyata sama sepertiku ia juga curiga apa yang dilakukan oleh “D” dengan bapak itu. Setelah bapak itu menjelaskan tentang materi hari itu, ia pun langsung pergi dari antara kami ia pun menuju ke sebuah rumah kayu tua kosong di belakang sekolah. Rumah itu sudah sangat rapuh, sudah sekarat. Ku dengar rumah ini setua sekolah kami ini tujuh puluh sembilan tahun. Rumah itu hanya memiliki dua ruangan, kecil. Dahulu itu merupakan rumah penjaga sekolah yang sudah ditinggalkan penghuninya karena telah dibangun bangunan baru yang dibuat di sisi sekolah yang lain. Ya, sekolah kami adalah sebuah sekolah yang sangat luas. Tak ku lihat “D” bersama dengan guru itu. “Di mana, D?” seru temanku itu yang berinisial “G” dengan berbisik. Aku menggeleng-geleng tidak tahu. Kami mengendap-endap dari balik tanaman – tanaman lebat dan pohon. Bapak guru itu pun membuka pintu rumah kayu itu secara perlahan bak singa mengincar seekor banteng. “Kreeekkk..”, bunyi pintu kayu tua itu. Tak nampak ia khawatir atau ragu-ragu berjalan. Layaknya sudah rutin dan lazim dilakukannya. Sebentar ia melirik ke sekitar dengan wajah serius, ke arah kami. Kami langsung menunduk, bersembunyi di dalam belukar. Ia menutup pintu itu. “Kreeekkk”, bunyi pintu kayu itu. Dengan perlahan kami berani melangkahkan kaki ke arah mendekati rumah itu. Kami pun merungkuk di bagian belakang rumah bagai kodok siap melompat. Kami siaga.
“Rumah ini sudah menjadi gudang”, seruku kepada “G”.
“Benar, banyak kursi – kursi kayu lapuk di sini.”, jawabnya.
“ Bagaimana sekarang?”, tanyaku tegang.
“Kita harus bisa melihat ke dalam. Kita kan mau ngintip apa yang dilakukan mereka di dalam?”, tegas ”G” sambil menunjuk ke arah dalam rumah.
Aku pun memberanikan diriku. Aku menarik nafas terdalam. Aku berkata dalam hati, “Inilah dia. Jawaban dari kecurigaanmu selama ini. Ayo kita bongkar misteri ini! Lemah!”. Semangat ingin mengungkap  dan menolong “D” yang selama ini kesakitan memberanikan aku. Membusungkan dadaku. Kami melihat rumah tua itu.
“Di sana ada jendela”, seruku berbisik sambil menunjuk ke arah jendela.
“Benar, kita bisa lihat dari sana”,  segera ia mengendap-endap ke arah jendela. Tangannya menggenggam kusen jendela itu. Perlahan menonjolkan kepalanya melihat ke dalam.
“Tak terlihat apa-apa. Tertutup oleh lemari”, seru “G”.
Aku segera melihat lagi ke rumah itu. Ku tatap ke arah atas.
“Nah, itu... Itu.... Di atas jendela itu terdapat sebuah lubang.”, aku bersemangat.
“Sshhhsss.... !!!!! Pelan –pelan !!!”, bisik “G” tegas sambil menempelkan telunjuknya di bibirnya yang tebal.
Kami perlahan berdiri dari posisi merungkuk kodok kami. Mengambil kursi-kursi tua yang tersusun rapi di luar rumah. Kami menyusun kursi itu, menumpuknya. Satu meter tingginya.
“Ini sudah cukup. Cukup kuat”, bisik “G”.
“Baiklah, siap?”, tanyaku
“Langsung saja”, sahutya
Kami berdua perlahan naik mendaki ke atas. Langkah pertama aman begitu pun langkah kedua aman. Kakiku gemetar. Nampaknya “G” juga. Kami berdua berkeringat dingin. “Ngiiettt..”, bunyi kursi kayu tua kami yang kami tinjak. Kami sejenak terdiam. Menelan seteguk ludah. Menarik nafas dalam, “G” memberi isyarat jari. “1..., 2..., 3..”, saat jari ketiga dikumandangkan. Kami mengambil langkah terakhir. Akhirnya kami berada di puncak. Sigap kami melihat ke dalam lubang. “Gelap.... Tidak ada apa-apa. Di mana bapak itu?”, seruku dalam hati. Aku melihat ke arah “G” keringatnya bercucuran dan matanya melotot tajam, seperti mau keluar. Aku melirik ke arah yang matanya. TERCENGANG!!! Ku lihat dua tubuh polos BERDESAKAN, KERAS, KASAR, DIA TAK BERDAYA!!! DIA DIIKAT, MENANGIS DERAS!!! Kedua tangan kakinya diikat. Matanya ditutup. Mulutnya dibekap!!! “WHUUEEEKK...”. “G” lungai dan melemas, ia pingsan!!! Aku menangkapnya. “Prakk!!!”, kursi kayu itu patah. “Buuukk, Trak tak tak tak trak!!” Kami berdua terjatuh. Kaki kiriku, betis kiriku tersangkut di antara kursi kakiku tertusuk serpihan kayu yang patah.
“AKKKHHHH..!!!!”, aku berteriak kesakitan.
“SIAPA ITU???!!!”, kerik amarah besar bapak dari dalam rumah.
                Jantungku berdetak kencang. Keringatku keluar deras. Kakiku tersangkut. Ku tarik paksa kakiku.
 “Skretttt.. AKKKHHHHH!!!!”, teriakku keras merintih kesakitan.
Air mataku mengucur keluar. Darah muncrat keluar. Kayu itu bermandikan darahku. Aku berdiri mengangkat badanku. Menggangkat “G”. Ku gendong di punggung. Ku berlari.
                “WHOOIIII...!!!!! KAUUU........!!!! “, keriknya sekuat tenaga.
                Ku lihat kebelakang. Matanya tajam dendam. Tangannya, menggenggam sebuah pisau dapur. PISAU!!! Aku berlari sekencang mungkin ke tengah lapangan. Aku berteriak-berteriak sambil menangis. Aku tak mau mati. Tidak, TIDAK!!! Ia mengejar bagai harimau mengejar mangsa. Kami bagai harimau dan rusa. Aku rusa yang terluka sambil menggendong rusa lainnya. Darahku muncrat-muncrat sejalan-jalan. Tak terasa lagi luka menganga. Tak berani menatap ke belakang.  Aku berlari ke tengah lapangan voli di mana teman – teman sekelasku bermain. Teman – temanku terkejut ketakutan melihatku, bertanya binggung. Mereka tercengang dan berteriak ketakutan, para putri. Bapak guru itu mengejar bagai orang gila haus darah.  Aku tersandung di atas pasir lapangan voli. Temanku mengerumuniku. Bapak itu menerjang ke dalam kerumunan teman sekelasku dia mendorong dan menendang siapa saja yang menghalangi jalannya. Ia menangkapku. Mencekikku di tanah. Dibantingnya aku di pasir panas. Aku berteriak. Aku tak bisa bernapas. Dia menggangkatku. Dicekik aku. Mataku mulai berkunang-kunang. Ia menodongkan pisaunya ke leherku. Temanku semuanya berlari menjauh. Seseorang menarik “G” pergi.
                “KHAA... HAHAHAHAHA..... APA YANG KAU LIHAT, HAH????!!! APA YANG KAU LIHAT???!!! APA YANG KAU LIHAT??!!!! MAU MATI KAU??!!!! MATIIII... KHAHAHAHA!!??#%$*(@. Ia menyayat telingaku perlahan. Aku tak bisa bersuara. Air mataku banjir. Matanya keluar. Merah. Ia setengah telanjang. Ia hanya mengenakan sebuah boxer hijau bermotifkan kartun ”Sponge Bob”. Ia terlunta-lunta. Seperti orang mabuk. Tak nampak lagi manusia di wajahnya. Buas. Buas!!! Mati!!! Mati!!!
                “RUDI!!!!  LEPASKAN”,teriak kepala sekolah tegas penuh amarah menunjuk padanya.
Seluruh orang keluar ke lapangan voli. Murid, guru, satpam, penjaga sekolah. Semuanya berhamburan.
                Ia melepas cekikannya. Aku dapat menarik nafas sekali. Ia langsung mengunciku dengan lengan kanannya dan menodongkan pisaunya ke kepalaku. Ia melirik ke arah kepala sekolah. Menunduk terdiam....... Aku mulai kehabisan napas. Kunciannya semakin kuat. Ia mengangkat kepalanya. Mukanya datar. Perlahan ia tersenyum. Tersenyum psikopat. Ia tak ragu lagi membunuh.
                “KEPALA SEKOLAH, MURIDMU INI SUDAH KURANG AJAR. . . DIA MENGINTIP. TAK BISA DIMAAFKAN DIA HARUS DIHUKUM. DIBUNUH???... YA.... YA..... DIBUNUH!!! KHAHAHAHA..”
                “HEI KAU ...”, kerik kepala sekolah.
                “MATIIII.. KA... AKKHH”
                “BUUKK”
                Cekikannya terlepas. Tangannya masih menggenggam pisau itu aku mengelak. Ia tertusuk sendiri. Pisau dapur itu. Di bagian perut kiri. Aku tergeletak di pasir panas. Mataku berat. Semuanya terasa terang. Apa aku sudah mati? Ternyata begini rasanya.. alam baka... terdengar teman-teman dan guru-guru memanggil namaku. Gelap.
                ............................................................................................................................................
                ...........................................................................................................................................
                Kepalaku sakit. Aku terbangun. Mataku serasa masih terpejam. Terang. Perlahan aku membuka mata. Silau. Lampu? Ruangan putih, aku berada di sebuah ranjang berselimut biru. Ku lihat ibuku menangis.
                “Dia telah sadar. Puji Tuhan.”, seru kepala sekolah.
                “Sekarang kamu berada di rumah sakit.”, tutur ibu guru matematika
                “ Bagaimana pak Rudi?”, tanyaku.
                “ Dia masih dirawat intensif karena luka di perutnya.”, seru ibu guru
                “ Bagaimana “G”?”, tanyaku lagi
                “Dia sudah sadar”, jawab ibu guru
                “ Bagaimana dengan “.....??”
                “Sudah... sudah jangan banyak tanya. Kamu harus banyak istirahat!”, potong kepala sekolah.
                Aku terdiam. Tetapi dalam hati aku masih bertanya-tanya. “Bagaimana keadaan “D”?”. Dia adalah seorang gadis cantik berambut hitam panjang yang berprestasi dan berbakat. Dia adalah seorang pemain biola terbaik di kota ini. Dia sering memenangkan kejuaran bahkan sampai ke tingkat  nasional.
                Tak selang beberapa lama. Aku ingin segera pulang. Aku takut dengan banyaknya mesin-mensin di rumah sakit. Namun aku tak takut jarum suntik. Lebih takut sama dokter. Luka di betisku cukup besar. Tiga belas jahitan mengikat lukaku yang menganga. Dan lecet-lecet di telinga. Keesokan harinya aku masuk ke sekolah. Aku berusaha tak mau mengisi daftar absenku dengan huruf ‘S’. Berhubung karena kakiku yang luka, aku tidak menggayuh sepeda. Tapi diantar oleh ayahku dengan mobilnya, Merchedes Benz Hitam.
                Sudah dua tahun berlalu, “G” tidak pernah menceritakan apa yang dilihatnya kepada siapapun. Terutama teman sekelas. Begitu pula aku tak pernah menceritakan apa yang aku lihat kepada teman-teman sekelasku. Saat mereka bertanya tentang apa yang terjadi, aku selalu tersenyum dan menjawab, “Tidak ada. Bapak Rudi itu saja gila”. Sekarang aku sudah duduk di kelas dua belas. Gerimis. Tak terasa di tengah rintik kecil hujan dan kicau anak burung itu jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang seperempat. Kelas mulai ramai. Semuanya sudah normal sekarang. Terkadang aku berpikir benarkan guru itu pahlawan tanpa tanda jasa. Mungkin itu sudah tak cocok lagi di masa modern ini. Guru juga human. Ada yang jahat dan ada yang baik.
                “G” sudah datang, ia menyapaku seperti biasanya dan mulai membuat keramaian di kelas. Aku duduk di kursiku yang sekarang berada  tetap di baris  pertama tapi di shaf terakhir. Dekat dengan jendela. Aku melamun. . . . . .
                “Doorrr... Melamun”, seru seorang perempuan.
Aku tersentak. Ternyata dia adalah “D”. Sekarang ia sudah kembali. “D” yang riang. Ia meletakkan tasnya yang berwarna merah jambu beserta dengan tas biola hitamnya. Sekarang, ia teman sebangkuku. Teman akrabku. Sekarang bisa dibilang lebih dari sekedar teman.
“Heiii... Melamun terus.”
Aku memang sering melamun dan dia sering sekali mengejutkanku. Aku selalu kesal. Apalagi dia sering mencubitiku, sakit.
“ Hei, impianmu apa?”, tanya “D”
“Hmm, apa ya? Kalo kamu apa?”, tanyaku balik.
“Hmm, .....”, dia terdiam sebentar. Menatapku dengan senyum manis, matanya berbinar-binar.
“Kamu boleh ketawa, tapi aku mau kamu tahu sesuatu. Aku bukan lebay bukan alay tapi aku mau kamu menemaniku selamanya”,seru “D”.
Aku hanya bisa menjawabnya dengan senyum. Aku bingung harus bahagia atau tidak. Tapi kurasa aku sedang bahagia.
               


Contoh Resensi

 Resensi


Judul buku : Tanaman industri
Pengarang buku : Setijati Sastrapradja, Ketua
                               Sarkat Danimihardja
                               Roekmini Soejono
                               Niniek Woelijarni Soetjipto
                               Made Sri Prana
Penerbit buku : PN Balai Pustaka
Tahun terbit : tahun 1980
Tempat penerbitan : Jakarta
Tebal buku / jumlah halaman : vii + 125 halaman      
Harga : -         


Buku ini terbagi atas 59 bagian yang menjelaskan 59 jenis tanaman industri yang mencangkup 125 halaman. Dan dibagi dalam 6 kelompok berdasarkan hasil utama yang dihasilkan dari tanaman tersebut, yaitu : rempah – rempah/bumbu, serat, minyak – minyakkan, pengharum, bahan minuman dan makanan, dan bahan industri.
 Kelomok  pertama adalah rempah – rempah. Dimulai dengan Bawang Merah. Tanaman dengan nama ilmiah Allumcepa var. ascalonicum ini memiliki tinggi 15 – 50 cm, umbinya bulat, bagian atasnya lancip, berwarna merah lembayung dengan umbi – umbi samping yang bulat tertekan dan ujungnya melancip. Bawang merah dibudidayakan di daerah tropik dan subtropik. Umbi bawang merah dapat dimakan mentah, campuran bumbu, dan obat tradisional. Diperbanyak dengan menanam umbi kecil yang ujungnya telah dipotong. (1/5 x 321= 63 kata, ditulis 63 kata)
Tanaman kedua ialah Bawang Putih. Memiliki nama ilmiah Allium satium. Bawang putih memiliki tinggi sekitar 30 – 60 cm dengan akar serabut. Umbinya terdiri atas batang yang berbentuk cakram, sisik tipis, dan umbi – umbi kecil yang orang Jawa biasa menyebutnya siung. Umbinya digunakan sebagai rempah - rempah, campuran bumbu masak dan penyedap masakan. Juga dijadikan tepung, butiran – butiran dan ramuan obat tradisional. Bawang putih diperkembangbiakkan dengan siungnya. (1/5 x 328= 66 kata, ditulis 66 kata)
Tanaman ketiga ialah Cassia Vera yang memiliki nama ilmiah Cinnamomum burmani. Merupakan jenis tanaman yang kulit batang dan daunnya digunakan sebagai rempah – rempah dan mengandung minyak atsiri dan lebih sering  disebut cassia vera. Tingginya mencapai 15 m dengan diameter batang lebih kurang 30 cm. Daun mudanya berwarna kemerahan. Jenis ini berasal dari Indonesia. Kulit batang dan dahannya juga digunakan untuk campuran bumbu masak, penyegar minuman, dan bahan ramuan obat. Cassia vera umumnya diperbanyak dengan biji. (1/5 x 377= 75 kata, ditulis 75 kata)
Tanaman keempat ialah Cengkeh. Cengkeh memiliki nama ilmiah Syzygium aromaticum berupa pohon, tingginya mencapai 10 m. Cengkeh berasal dari beberapa pulau di Maluku. Yang paling diperlukan dari tanaman cengkeh adalah kuncup bunganya yang sudah kering. Yang umumnya digunakan sebagai rempah – rempah, untuk campuran rokok kretek dan campuran obat tradisional. Minyak cengkeh juga dimanfaatkan dalam industri farmasi, panili, parfum, dan lain – lain. Cengkeh diperbanyak dengan biji. (1/5 x 364= 71 kata, ditulis 65 kata)
Tanaman kelima ialah Gambir. Gambir merupakan salah satu bahan penting dalam ramuan sirih. Tanaman bernama ilmiah Uncari gambir termasuk ke dalam suku kopi – kopian. Batangnya berkayu. Daunnya berbentuk bundar telur atau lonjong. dan tersusun berhadap – hadapan. Gambir untuk menyirih didapatkan melalui endapan air rebusan daun gambir yang telah dikeringkan. Gambir ditemukan tumbuh liar di hutan – hutan Sumatera, Kalimantan, dan Semenajung Malaya. Dibudidayakan dengan biji. (1/5 x 318= 64 kata, ditulis 64 kata)
Tanaman keenam ialah Kayu Manis. Kayu manis memiliki nama ilmiah Cinnamomum zeylanicum. Tanaman ini termasuk dalam suku medang – medangan. Tingginya antara 8 – 17 m. Daun m
udanya kemerah – merahan. Tanaman ini berasal dari Sri Lanka. Kayu dan kulitnya terkenal sebagai rempah – rempah dan bumbu masak dan juga dapat sebagai bahan obat. Pepangan batang dan akarnya menghasilkan minyak atsiri. Daunnya biasa digunakan untuk pembuatan minyak wangi. Bijinya biasa dijadikan lilin. Tanaman ini diperbanyak dengan biji. (1/5 x 380= 76 kata, ditulis 73 kata)
Tanaman ketujuh ialah Kemiri. Kemiri memiliki nama ilmiah Aleurites moluccana ini merupakan salah satu anggota suku jarak – jarakan. Buahnya agak bulat tertekan, berwarna hijau, berbiji dua atau satu, berbulu halus. Bijinya berkulit keras, berdaging putih kotor yang mengandung lebih kurang 60 – 66 % minyak. Tanaman ini diduga berasal dari kepulauan Maluku.. Bijinya yang masih mentah beracun tetapi setelah masak biasa dipakai sebagai bumbu masak. Minyak bijinya terutama untuk membuat sabun, cat, lilin, dan lain – lain. (1/5 x 375= 75 kata, ditulis 75 kata)
Tanaman kedelapan ialah Ketumbar. Ketumbar memiliki nama ilmiah Coriandrum sativum. Merupakan terna setahun, tingginya 20 – 100 cm, berbatang ramping. Buahnya adalah buah kotak, bulat, bertulang dan berwarna coklat kekuningan, dan berbiji dua. Ketumbar berkembangbiak dengan bijinya. Seluruh bagian tanaman ini bias dipakai sebagai ramuan obat tradisonal. Daun mudanya digunakan sebagai penyedap makanan. Buah keringnya untuk rempah – rempah, bumbu masak. Minyak dari buahnya digunakan dalam obat – obatan. (1/5 x 329= 66 kata, ditulis 66 kata)
Tanaman kesembilan ialah Lada. Lada bernama ilmiah Piper nigrum. Tanaman ini tumbuh memanjat dan memanjang. Tingginya antara 5 – 15 m. Buahnya buni tak bertangkai, berbiji satu, berkulit keras, dan berdaging buah tebal. Lada berasal dari India. Selain sebagai rempah – rempah, buah lada juga dapat digunakan sebagai bahan penyedap, pengawet makanan, dan obat. Dapat dikembangbiakkan dengan biji dan setek batang muda. (1/5 x 361= 72 kata, ditulis 60 kata)
Tanaman kesepuluh ialah Pala. Pala bernama ilmiah Myristica fragans. Salah satu jenis suku pala – palaan. Tumbuhan ini tingginya mencapai 20 m. Buah pala buah batu, berdaging kuning muda kehijauan, berbentuk bulat lonjong. Bijinya dikelilingi oleh aril merah yang melekat di bagian pangkal biji. Biji berwarna coklat tua, berpola dan berbentuk bulat telur. Daging buahnya dijadikan manisan, buah dan arilnya dipakai sebagai rempah – rempah. Diperbanyak umumnya dengan biji. (1/5 x 334= 67 kata, ditulis 67 kata)
Tanaman kesebelas ialah Pandan Wangi. Pandan wangi bernama ilmiah Pandanus amaryllifolius. Tumbuhan ini berupa perdu kecil dan rendah, tingginya lebih kurang 1,75 m.. Daunnya hijau kekuningan, panjangnya 40 – 80cm.. Dari pandan wangi yang digunakan ialah daunnya, yaitu untuk penyedap, pewangi dan pewarna hijau alami. Tumbuhan ini diperbanyak secara badaniah, yaitu dengan anak – anaknya. (1/5 x 264= 53 kata, ditulis 53 kata)
Tanaman kedua belas ialah tanaman Panili. Panili memiliki nama ilmiah Vanilla fragrans. Panili adalah suatu terna setahun yang merambat pada pohon atau penompang lainnya sampai setinggi lebih kurang 15 m. Daun – daunnya berbentuk bundar telur jorong atau bentuk lanset dengan ujung melancip. Panili berasal dari daerah– daerah Amerika Tengah. Umumnya panili digunakan sebagai bahan aroma atau rempah – rempah untuk member aroma dan rasa pada makanan. Panili diperbanyak dengan biji atau setek batang. (1/5 x 359= 72 kata, ditulis 72 kata)
Tanaman ketiga belas ialah Serai Dapur. Nama ilmiahnya Cymbopongon citrates. Jenis ini berupa tanaman tahunan yang membentuk rumpun tebal dengan tinggi sampai 2 m. Batangnya keluar dari akar tinggal yang berimpang pendek. Daunnya berbentuk pita yang makin ke ujung makin meruncing, berwarna hijau kebiru – biruan. Minyak yang diperoleh dari  daunnya digunakan untuk obat gosok dan untuk pewangi pada sabun. Juga dapat sebagai penyedap masakan. Diperbanyak dengan menanam anaknya yang telah berakar. (1/5 x 353= 71 kata, ditulis 71 kata)
Tananam keempat belas ialah Tebu. Tebu memiliki nama ilmiah Saccharum officinarum. Batangnya bulat panjang dan berbuku – buku. Tingginya dapat mencapai 6 m. Warna batangnya beragam ada yang hijau, kuning, ungu, merah, dan lain – lain. Helaian daun berbentuk pita dan terdapat bulu bulu yang panjang dan tajam. Daerah asalnya belum bisa dipastikan. Air perasan tebulah yang dimanfaatkan dalam industi gula. Diperbanyak dengan biji, setek batang, dan setek ujung. (1/5 x 333= 67 kata, ditulis 67 kata)
Kelompok kedua ialah penghasil serat. Tanaman pertama ialah Ganja atau Marijuana. Ganja bernama ilmiah Cannabis sativa. Jenis ini merupakan terna setahun yang tingginya mencapai 3 m. Daun dan batangnya ramping dan berserat. Daunnya majemuk. Ganja berasal dari Asia Tenga. Dari daerah yang beriklim troik sampai dingin. Ganja mengandung narkotik di serat, biji, dan rezinnya. Tanaman ini di beberapa negara diizinkan ditanam untuk diambil seratnya. Tetapi untuk diambil zat narkotiknya di beberapa negara dilarang seperti di Indonesia. (1/5 x 353= 71 kata, ditulis 71 kata)
Tanaman kedua ialah Kapas. Kapas termasuk ke dalam marga Gossypium. Tubuh kapas mudah dikenal. Perawakannya berbentuk semak. Tinggi batang pada umumnya kurang dari 3 m tetapi ada pula yang mencapai 8 m. Daunnya hampir bulat. Diperbanyak dengan biji. Serat kapas terutama dipakai dalam industri benang dan tekstil. Bijinya menghasilkan minyak yang antara lain untuk minyak goreng, sabun, margarine, dan minyak pelumas. (1/5 x 345= 69 kata, ditulis 61 kata)
Tanaman ketiga ialah Kapuk. Kapuk bernama ilmiah Ceiba pentandra. Pohon kapuk dapat mencapai 27 m tingginya. Daunnya adalah daun majemuk. Bijinya kecil – kecil, hitam, dibungkus oleh lapisan serat yang berwarna putih. Serat kapuk dipakai terutama untuk mengisi bantal, kasur, dan lain – lain. Diperbanyak dengan biji atau setek batang / cabang. (1/5 x 262= 52 kata, ditulis 50 kata)
Tanaman keempat ialah Nanas Sabrang. Tanaman ini bernama ilmiah Agave cantula. Daunnya berwarna hijau tua kebiru – biruan. Susunan perbungaannya berbentuk malai, kurang lebih 6 m tingginya. Biasanya sesudah bunga mekar dan bermunculan ratusan kabumbu pada cabang – cabang malai. Cara perbanyakannya sama saja dengan sisal. Demikian pula pemanfaatan seratya. (1/5 x 240= 48 kata, ditulis 48 kata)
Tanaman kelima ialah Pandan Pudak. Tanaman ini bernama ilmiah Pndanus tectorious. Daunnya yang berbentuk pita, agak kaku, panjang serta berduri pada kedua tepi dan sisi bawah tulang daun utama. Perbungaannya terdiri atas dua jenis, jantan dan betina. Buahnya adalah buah majemuk. Daunnya merupakan bahan anyaman untuk membuat tikar, tas, topi, dan kerajinan tangan lainnya. Perbanyakannya dapat dengan tunas batang atau setek ujung. (1/5 x 326= 65 kata, ditulis 62 kata)
Tanaman keenam ialah Pisang Manila. Tanaman ini mirip sekali dengan pisang yang biasa kita kenal. Batangnya adalah batang semu. Tingginya mencapai 7 m. Daunnya berbentuk lanset, hijau warnanya. Diperbanyak dengan biji, akar tinggal atau dengan anakan. Seratnya kuat sekali dan mantap. Tahan terhadap kelmbapan dan air asin. Seratnya biasa dibuat tali atau anyaman – anyaman. (1/5 x 271= 54, ditulis 54 kata)
Tanaman ketujuh ialah Rami. Rami memiliki nama ilmiah Boehmeria nivea. Tumbuhan ini termasuk ke dalam kelompok perdu dengan tinggi batang berkisar antara 1 dan 2 m. Daunnya tersusun spiral. Tumbuhan ini diperbanyak dengan biji, setek atau akar rimpang. Yang diambil dan dimanfaatan adalah serat batangnya. Seratnya dimanfaatkan dalam pembuatan tekstil dan tali. Daunnya juga dapat dipakai sebagai tumbuhan obat. (1/5 x 329= 66 kata, ditulis 59 kata)
Tanaman kedelapan ialah Rapia. Rapia bernama ilmiah Raphia pedunculata. Pohonnya lurus, tingginya sampai 24 m dengan pedaunan yang menyirip. Buahnya berbentuk bulat telur terbalik. Palem ini berasal dari Amerka tropik dan Malgasi. Yang dihasilkan dari tanaman ini yang utama ialah tali rapia dari daunnya. Diperbanyak dengan biji. (1/5 x 235= 47 kata, ditulis 47 kata)
Tanaman kesembilan ialah Rontal. Rontal bernama ilmiah Borassus flabellifer. Tanaman ini perawakannya berbentuk pohon. Tinggi batangnya mencapai 30 m dengan daun – daun yang berwarna hijau, menggerombol pada ujung batang, berduri pada sisi tangkainya. sedangkan Diperbanyak dengan bijinya. Nira rontal bisa dimasak dan dijadikan gula. Daunnya serba guna, antara lain untuk bahan anyaman,dan atap rumah. (1/5 x 273= 55 kata, ditulis 54 kata)
Tanaman kesepuluh ialah Rosela. Rosela bernama ilmiah Hibiscus sabdariffa. Tumbuhannya berupa terna tegap. Tingginya antara 0,5 – 3 m. Daunnya berbentuk bundar telur, kerap kali bercangap 3 atau terbagi 3. Buahnya berbentuk bulat telur, berambut jarang, membuka dengan 5 katup. Bijinya berjumlah 3 – 4 pada tiap ruang. Perbanyakannya dilakukan dengan biji. Serat diperoleh dari kulit batangnya digunakan untuk pembuatan karung goni dan untuk tali temali. (1/5 x 320= 64 kata, ditulis 64 kata)
Tanaman kesebelas ialah Rumbai Latah. Tanaman ini bernama ilmiah Seripodendron ghaeri. Tubuhnya berupa rumpun yang besar. Daunnya panjang berkisar antara 1 – 4 m, berduri pada kedua sisinya dan pada tulang daun tengah permukaan bawahnya. Yang diambil dari tanaman ini ialah daunnya. Diperbanyak dengan anakannya. (1/5 x 222= 44 kata, ditulis 44 kata)
Tanaman kedua belas ialah Sisal. Sisal bernama ilmiah Agave sisalana. Daunnya hijau tua, tampak berlapis lilin pada permukaannya, tersusun tipang tindih. Bentuk daun seperti pedang, berduri kecil –kecil pada tepinya. Sisal ditanam untuk diambil serat daunya. Serat sisal diantaranya dipergunakan untuk membuat tali temali, karung, tas, tikar, permadani, topi, dan lain – lainnya. Dan diperbanyak dengan kabumbu – kabumbunya. (1/5 x 315= 63 kata, ditulis 57 kata)
Tanaman ketiga belas ialah Yute Jawa. Memiliki nama ilmiah Hibiscus cannabis. Tergolong ke dalam terna semusim dan terna tahunan berumur pendek. Tingginya mencapai 3 m. Batangnya tidak bercabang. Kulit batang mengandung serat yang liat. Daunnya yang terbawah berbentuk jantung dan tidak berlekuk, sedangkan yang berada di bagian atas berlekuk menjari yang agak dalam. Diperbanyak dengan biji. Seratnya digunakan untuk pembuatan karung goni atau untuk tali temali. (1/5 x 351= 70 kata, ditulis 66 kata)
Kelompok ketiga ialah penghasil minyak. Tanaman pertama ialah Tengkawang. Minyak tengkawang dihasilkan dari beberapa jenis meranti (Shorea spp.) yang tergolong ke dalam kelompok meranti merah. Biji tengkawang mengandung banyak lemak dan protein. Digunakan dalam industri makanan sebagai pengganti mentega cokelat (cocoa butter). Juga sebagai bahan untuk pembuatan sabun, kosmetika, dan obat – obatan. Diperbanyak dengan biji. (1/5 x 275= 55 kata, ditulis 55 kata)
Tanaman kedua ialah Wijen. Wijen memiliki nama ilmiah Sesamun orientale L. atau S. indicum L. Tingginya mencapai 2 m. Bunganya terletak di ketiak daun sebelah atas. Bijinya banyak, kecil, dan gepeng. Warnanya putih kekuningan, abu – abu, cokelat, atau hitam. Wijen dibudidayakan untuk bijinya yang mengandung minyak bermutu tinggi. Minyak wijen dipakai sebagai minyak goreng. Juga digunakan untuk margarine, lemak, sebagai obat – obatan, minyak wangi, dan minyak rambut. Diperbanyak dengan biji. (1/5 x 348= 70 kata, ditulis 70 kata)
Tanaman ketiga ialah Jarak Kepyar. Bernama ilmiah Ricinus communis. Tinggi batang mencapai 5 m. Daunnya bertangkai panjang yang helaiannya bercangap menjari. Buahnya bulat dan kulitnya berduri. Kandungan minyak bijinya tinggi sehingga mudah terbakar. Minyak jarak dikenal sebagai minyak pelumas mesin, minyak lampu, obat pencahar, dan lain – lain. Diperbanyak dengan biji. (1/5 x 248= 50 kata, ditulis 50 kata)
Tanaman keempat ialah Kayu Putih. Minyak kayu putih diperoleh dari daun kayu putih (Melaleuca leucadendra). Pohonnya berupa perdu atau pohon yang tidak begitu tinggi dengan anak cabang yang menggantung. Daunnya melancip pada kedua ujungnya dengan ktulang daun yang sejajar. Bunganya berwarna putih susu sampai merah muda tersusun. Minyak kayu putih aslinya tidak berwarna. Minyaknya digunakan sebagai obat luar, diminum atau campuran obat  lainnya. Perbanyakannya dilakukan dengan biji. (1/5 x 343= 69 kata, ditulis 67 kata)
Tanaman kelima ialah Kelapa. Kelapa merupakan jenis tanaman yang paling serba guna. Batangnya dipergunakan untuk bahan bangunan dan perkakas rumah tangga. Daunnya dianyam menjadi atap. Dari tangkai tandan bunganya didapatkan nira yang kemudian diolah menjadi cuka dan gula merah. Buahnya juga dapat dijadikan minyak goreng. Nama ilmiahnya ialah Cocos nucifera. Bunganya tersusun dalam bentuk tandan dan umumnya buahnya besar. Kelapa memiliki banyak varietas. Tanaman ini diperbanyak dengan bijinya. (1/5 x 345= 69 kata, ditulis 68 kata)
Tanaman keenam ialah Kelapa Sawit. Bentuk pohonnya menyerupai kelapa. Kelapa sawit mengandung sangat banyak minyak. Nama ilmiah tanaman ini ialah Elaeis guineensis. Bunganya tersusun dalam bentuk tandan yang bercabang banyak. Kulit buahnya berserabut. Daging buahnya padat. Daging buah inilah yang mengandung minyak. Minyak kelapa sawit dipergunakan untuk mentega, dabah baku sabun, dan lilin. Perkebunan kelapa sawit besar di Indonesia, diusahakan di Sumatera. (1/5 x 315= 63 kata, ditulis 62 kata)
Tanaman ketujuh ialah Bunga Matahari. Tanaman ini memiliki nama ilmiah Heliantbus annus L. Bunga matahari berbatang basah tegak dan dapat mencapai tinggi 3 m. Daunnya berbentuk jantung, mahkota bunganya tersusun dalam satu lapisan, karangan bunganya ada yang besar dan ada yang kecil, dan bijinya berwarna cokelat kehitam – hitaman. Bunga matahari diperbanyak dengan biji. Bunga matahari dibudidayakan untuk bijinya. Bijinya digunakan sebagai bahan mentah minyak goreng, sabun halus dan mentega. (1/5 x 357= 71 kata, ditulis 69 kata)
Kelompok yang keempat ialah penghasil pengharum. Tanaman pertama ialah Menthol. Tanaman ini memiliki nama ilmiah Mentha arvensis L. var. javanica. Bunganya kecil – kecil berbentuk terompet dan berwarna ungu. Menthol digunakan sebagai obat, campuran permen, dan pemberi aroma pada masakan. Perbanyakannya dapat dilakukan dengan bijinya, setek pucuk, memecah rumun atau rimpangnya. (1/5 x 259= 52 kata, ditulis 50 kata)
Tanaman kedua ialah Dilem atau Nilam atau nama asingnya patchouli. Jenis ini termasuk ke dalam suku paci –pacian dengan nama ilmiah Popostemon cablin. Tumbuhnya merumpun pendek, tegak atau condong. Daunnya berbau harum bila diremas. Bunganya berwarna putih. Asal tanaman ini tidak dapat dipastikan. Tumbuh baik di dataran rendah. Minyak dilem biasa digunakan sebagai campuran minyak wangi. Tanaman ini diperbanyak dengan setek batang. (1/5 x 318= 64 kata, ditulis 62 kata)
Tanaman ketiga ialah Kembang Kantil. Nama ilmiah tanaman ini ialah Michelia champaca. Kembang kantil termasuk suku cempaka – cempakaan. Tinggi pohonnya antara 15 – 30 m. Bunganya berbau harum. Perbanyakkannya dengan setek batang yang cukup tua. Bunga kantil dimanfaatkan dalam industry minyak wangi dan menjadi hiasan penting dalam pernikahan adat Jawa. (1/5 x 273= 55 kata, ditulis 49 kata)
Tanaman keempat ialah Kemenyan. Pohon kemenyan bernama ilmiah Sytrax benzoin. Tinggi pohonnya antara 8 - 34 m dan garis tengahnya sampai 35 cm. Tunasnya dan lembaran daun bagian bawah berbulu putih. Kayunya berwarna coklat muda. Kayu Kemenyan merupakan getah yang mengering, yang keluar dari kulit batang yang dilukai. Kemenyan dimanfaatkan untuk campuran rokok kemenyan, obat dan bahan kosmetika. Diperbanyak dengan biji. (1/5 x 304= 61 kata, ditulis 61 kata)
Tanaman kelima ialah Melati. Melati bernama botani Jasminum sambac.  Jenis ini termasuk ke dalam suku melati – melatian. Tanaman ini berupa perdu tegak ataupun agak merambat yang tumbuhnya menahun. Tingginya mencapai 3 m. Bunganya berwarna putih bersih, berbentuk terompet yang terdiri atas 8 atau lebih daun bunga. Perbungaannya terdiri atas 2 – 3 bunga. Perbanyakannya dengan setek. Dibudidayaakan untuk bunganya sebagai bahan campuran industri teh, pengharum, penyedap, dan bunga hias. (1/5 x 341= 68 kata, ditulis 68 kata)
Tanaman keenam ialah Selasih Mekah. Tanaman ini bernama ilmiah Ocimum gratissimum. Tingginya antara 1 – 2,5 m. Daunnya yang pinggirannya bergerigi dan berbau sangat keras. Daunnya mengandung atsiri yang berisi thymol, eugenol dan ocimene. Yang terakhir digunakan sebagai bahan pembuatan minyak wangi. Pengembangbiakkannya dengan biji. (1/5 x 218= 44 kata, ditulis 44)
Tanaman ketujuh ialah Serai Wangi. Tanaman ini memiliki nama ilmiah Cybopongon winterianus. Yang paling dibutuhkan dari tanaman ini ialah daunnya yang mengandung minyak atsiri. Daunnya bila diremas baunya jauh lebih kuat dibandingkan serai dapur. Serai wangi menghasilkan minyak citronella yang mengandung citronella sebanyak 40 – 50 % dan geraniol sebanyak 30 – 40 %. Minyak citronella juga digunakan untuk membuat menthol sintetis dan dipakai dalam ramuan obat tradisonal. (1/5 x 339= 68 kata, ditulis 66 kata)
Kelompok kelima ialah bahan makanan dan minuman. Tanaman pertama ialah Jamur Merang atau Jamur Dami. Memiliki nama ilmiah Volvariella volvacea. Tubuh buahnya biasa dijadikan campuran masakan, misalnya sebagai campuran mie, cap cay, sup, ayam panggang, dan lain – lain. Jamur merang dikembangbiakkan dengan cara dan di tempat khusus. (1/5 x 340= 68 kata, ditulis 47 kata)
Tanaman kedua ialah Jagung. Jagung memiliki nama ilmiah Zea mays. Tanaman ini merupakan tanaman yang sudah tidak asing di Indonesia. Tanaman ini menyerupai rumput yang bertubuh kuat dan berumpun sedikit. Tingginya mencapai 3 m. Dunnya berbentuk pita. Bunganya tersusun dalam karangan yang berbeda antara yang jantan dan betina. Karangan jantan berbentuk malai sedangkan betina bongkol. Biji yang masak berwarna putih, kunimg, dan ungu. Perbanyakanya dengan bijinya. Jagung ditanam terutama untuk bijinya yang dimanfaatan sebagai bahan pangan dan lain – lain. (1/5 x 347= 69 kata, ditulis 69 kata)
Tanaman ketiga ialah Sorgum. Tanaman ini memiliki nama ilmiah Sorghum saccharatum. Tanaman ini termasuk ke dalam suku rumput – rumputan. Tingginya berkisar 0,5 – 6 m. Perbanyakannya dengan biji atau setek batang. Para ahli berpendapat bahwa sorgum berasal dari Afrika Timur Laut. Kegunaan sorgum cukup banyak, antara lain sebagai bahan pangan, bir, makanan ternak, dan bahan perekat. Dari perasan air batangnya bisa dibuat sirup. (1/5 x 330= 66 kata, ditulis 62 kata)
Tanaman keempat ialah Cingcau atau Trawulu. Salah satu macam minuman penyegar yang berasal dari daun Cyclea barbata. Batangnya memanjat. Panjangnya antara 2 – 16 m. Umumnya daunnya dijadikan minuman penyegar, dapat pula dijadikan obat demam. Diperbanyak dengan setek batangnya dan memerlukan batang inang. (1/5 x 216= 43 kata, ditulis 42 kata)
Tanaman kelima ialah Kopi Arabika. Tanaman ini memiliki nama ilmiah Coffea Arabica. Tanaman ini termasuk ke dalam suku kopi – kopian. Tanamannya merupakan perdu yang tinggi dan bisa mencapai 10 m. Daunnya bundar telur memanjang dengan ujungnya runcing. Buahnya adalah buah batu, berwarna hijau waktu muda, merah keungu – unguan bila masak, dan berubah hitam setelah dikeringkan. Perbanyakannya dengan biji, setek atau sambungan. Yang diambil adalah bijinya yang kemudian diolah menjadi minuman. (1/5 x 352= 70 kata, ditulis 70 kata)
Tanaman keenam ialah Kopi Robusta. Tanaman ini bernama ilmiah  Coffea canephora. Diperkebunan tingginya mencapai 4 m. Daunnya berbentuk lonjong, lebar, dengan pangkal tumpul, sedangkan ujungnya runcing. Buahnya termasuk buah batu, berwarna merah cokelat kebiru – biruan kalau sudah masak. Kopi ini berasal dari Afrika. Kopi ini dapat diperbanyak dengan biji, setek atau sambungan. Kopi robusta diambil bijinya untuk dijadikan minuman. Ekspor kopi ini lebih baik daripada kopi arabika. (1/5 x 341= 68 kata, ditulis 67 kata)
Tanaman ketujuh ialah Teh. Tanaman ini memiliki nama ilmiah Camelia sinensis. Daunnya tunggal, lebar, berbentuk jorong dengan tepi yang bergerigi. Bunganya yang keluar dari ketiak daun, berwarna putih, dan harum baunya. Buahnya adalah buah kotak. Teh dapat diperbanyak dengan biji, setek, sambungan atau cangkokkan. Panen dilakukan dengan memetik kuncup daun pertama saja. Yang dimanfaatkan adalah daunnya sebagai minuman dan obat tradisional. (1/5 x 364= 73 kata, ditulis 61 kata)
            Kelompok terakhir, kelompok keenam ialah bahan industri. Tanaman pertama ialah Getah Sundi atau Getah Sontek. Getah Sundi bernama ilmiah Payena leerii. Tingginya 20 – 38 m dan garis tengah batangnya 45 – 70 cm. Daunnya yang muda berbulu halus. Getahnya diambil dari daunnya. Getah sundi dimanfaatkan untuk pembuatan pembungkus kabel, alat bedah, dan lain - lain . Diperbanyak dengan biji, cangkok, dan setek. (1/5 x 305= 61 kata, ditulis 61 kata)
Tanaman kedua ialah Gom Arab. Gom arab merupakan penghasil sejenis perekat alami. Bernama ilmiah Acacia Arabica. Ukuran tubuhnya beragam dari perdu sampai pohon yang tingginya antara 15 – 20 m. Polongnya yang mengandung tannin dan pepangannya untuk bahan penyamak kulit. Daunnya yang tak mengandung tannin dijadikan bahan pembuatan tinta. Perkembangbiakkannya dengan biji. (1/5 x 277= 55 kata, ditulis 51 kata)
Tanaman ketiga ialah Jati. Jati memiliki nama ilmiah Tectona grandis. Pohon ini berbatang besar dan tingginya dapat mencapai 45 m. Tanaman ini diperbanyak dengan biji. Jenis ini ditanam untuk kaunya yang baik untuk perabotan rumah, pembuatan kereta, kapal, jembatan, dan lain – lain. Kulit, akar dan daunnya dapat digunakan sebagai pewarna alami. Daunnya juga dimanfaatkan untuk obat – obatan. (1/5 x 346= 69 kata, ditulis 57 kata)
Tanaman keempat ialah Kamper atau Kapur Barus. Kamper memiliki nama ilmiah Cinnamomum camphora. Merupakan pohon yang tingginya antara 20 – 30 m. Daunnya bertulang utama 3 buah dan berbau kamper bila diremas. Senyawa kamper diperoleh dari kayunya. Kegunaan utama untuk bahan desinfektan. Kamper dipakai pula sebagai bahan campuran pada pembuatan seluloid dan sebagai bahan obat – obatan. Kamper diperbanyak dengan biji. (1/5 x 303= 61 kata, ditulis 59 kata)
Tanaman kelima ialah Karet. Karet memiliki nama ilmiah Hevea brasiliensis. Berbentuk pohon yang tingginya mencapai 25 m. Daunnya lonjong. Buahnya beruang 3, berbiji besar, dan beracun. Perbanyakannya dapat dilakukan dengan bijinya, atau secara tempelan mata atau tempelan tunas. Hasil utama dari pohon ini adalah getah (latex) dari kulit batang. Getah tersebut dimanfaatkan untuk pembuatan ban mobil, bola, dan lain – lain. (1/5 x 312= 62 kata, ditulis 60 kata)
Tanaman keenam ialah Kina Bulu. Tanaman ini memiliki nama ilmiah Cinchona pusbescens. Jenis ini merupakan penghasil kina yang berasal dari Amerika Selatan (Equador dan Peru). Mempunyai perawakan berbentuk pohon yang mencapai tinggi 17 m. Duduk daunnya berhadapan. Bagian ujung – ujung cabang atau ranting, begitu pula bunganya yang berwarna merah cokelat dan buahnya juga berbulu. Tetapi tanaman ini kurang menguntungkan untuk menghasilkan kina tetapi baik sebagai batang pokok okulasi dengan batang ata jenis lain yang menghasilkan kina lebih baik darinya karena memiliki ketahanan yang kuat. Perbanyakannya dengan biji. Pemanenannya dengan system penjarahan bertahap. Yang diambil adalah kulit kayunya yang mengandung alkaloid. (1/5 x 308= 62 kata)
Tanaman ketujuh ialah Tarum, Nila atau Indigo. Tarum bernama ilmiah Indigofera. Merupakan penghasil salah satu bahan pewarna. Pada umumnya jenis tarum berupa perdu 1 – 2,5 m dengan perdaunan yang menyirip. Selain itu sebagai bahan pewarna, jenis – jenis tertentu memiliki kegunaan lain, antara lain untuk obat karena kandungan indigotinnya, pupuk hiaju, sebagai penahan erosi dan menaikkan kesuburan tanah. Diperbanyak dengan setek. (1/5 x 300= 60 kata, ditulis 60 kata)
Tanaman kedelapan ialah Tembakau. Tembakau sudah lama dikenal di Indonesia. Dalam ilmu tumbuh – tumbuhan disebut Nicotiana tabacum dan termasuk suku terung – terungan. Tanaman ini berupa semak setahun yang tegak dan sedikit percabangannya. Tingginya mencapai 2,5 m. Daunnya berbentuk bundar telur memanjang dan berbulu halus. Bunganya membentuk terompet. Warnanya merah muda. Buahnya buah kotak berbentuk bulat telur memanjang. Pebanyakannya dengan biji. Tembakau dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan cerutu dan rokok. (1/5 x 350= 70 kata, ditulis 68 kata)
 Tanaman kesembilan ialah Merawan. Merawan bernama ilmiah Hopea mengarawan. Damarnya keluar dari batang atau cabang, berwarna kuning tua. Damar mata kucing digunakan sebagai campuran pada proses pembatikkan, untuk lampu dan obor. Merawan diperbanyak dengan biji. (1/5 x 184= 37 kata, ditulis 35 kata)
Buku ini ditulis oleh sebuah tim yang diketuai oleh Setijati Sastrapradja. Lahir di Kartoharjo, Madiun, Jawa Timur pada tanggal 30 Desember 1935. Bergelar doctor dari Universitas Hawaii. Ia pernah menempu pendidikan, di antara lain Sekolah Rakyat Pendawa, Madiun(1948), SMP 1, Madiun(1952), SMA B, Madiun(1955), Akademi Biologi, Bogor(1959), North California State College, AS(1963), dan Universitas Hawaii, AS(Ph. D. 1967). Ia juga  berpengalaman di bidangnya. Ia sudah pernah menyabet berbagai jabatan diantaranya teknisi treub labolatorium, Bogor(1959), asisten dosen Universitas Hawaii, AS(1936-1966), asisten Riset East West Center, Hawaii, AS(1966-1967), asisten peneliti lembaga biologi nasional(LBN), LIPI(1969-1971), kepala bagian morfoligi LBN, LIPI(1971-1973), direktur LBN, LIPI(1973-sekarang), dan anggota Dewan Riset Nasional(DRN),(1984-sekarang). Serta juga pernah menjadi sekertaris komisi pelestarian Plasma Nutfah(1976-sekarang) dan wakil ketua 1 tim pembina taman burung dan musium komodo TMII(1980-sekarang).



Kelebihan:
a. Masalah yang dibicarakan
Buku ini telah sangat baik dalam komposisinya. Berbeda dengan buku lain. Buku ini menyajikan penjelasan yang lebih lengkap dan terperinci dibandingkan buku lain. Itu terlihat jelas dalam penulisan asal usul, cara pengembangbiakan tanaman – tanaman industri, nama – nama daerah tanaman – tanaman industri yang dijelaskan dan hal – hal lain yang berkaitan dengan tanaman – tanaman industri yang dijelaskan. Menjadi sebuah kelebihan tersendiri dalam komposisi buku ini. Dengan kelengkapan 90% dalam penjelasannya, buku ini sangat layak untuk dikatakan baik.
b. Kebahasaan
Ø  Ejaan
Buku ini telah menggunakkan ejaan yang benar dalam setiap katanya. Sesuai dengan Ejaan yang Telah Disempurnakan. Penulisan kata yang tepat telah mencapai 90 %. Walau masih ada beberapa kata yang salah tetapi tetap buku ini sudah dapat dikategorikan baik dalam ejaan.







Ø  Tanda baca
Tanda baca dalam buku ini sudah sangat baik. Tanpa ada kesalahan dalam penggunaan tanda baca dengan tepat dan benar. Contoh yang baik seperti pada kalimat berikut, Cengekeh berasal  dari beberapa pulau kecil di Maluku dan dari sinilah tumbuhan ini menyebar ke daerahya – daerah di sekitarnya yaitu Jawa, Sumatra dan pulau – pulau Indonesia lainnya; juga ke Asia Tenggara, Sri Lanka, Mauritius, Reunion, Malagasi, Zanzibar, dan pulau – pulau di Hindia Barat.(Halaman 19).

Ø  Pilihan kata
Sama seperti penggunaan tanda baca, pilihan kata dalam buku ini sudah sangat baik dan tanpa ada kesalahan. Karena telah menggunakan kata – kata yang tepat dan benar. Contoh yang baik seperti pada kalimat berikut, Perubahan dalam proses evolusi di tempatnya yang baru di Asia banyak dialaminya sehingga bentuk luarnya sudah agak berbeda dengan nenek moyangnya yang kini tumbuh di Amerika Selatan. (Halaman 45)

Ø  Keefektifan kalimat
Untuk keefektifan kalimat buku ini sudah sangat baik. 99% telah baik tanpa kesalahan dalam setiap kalimatnya. Juga setiap kalimat dalam buku ini tidak terbelit – beliit dalam setiap penjelasannya. Hanya ada sebuah kesalahan kecil untuk keefektifan kalimat.

            Kelemahan :
a. Masalah yang dibicarakan
            Untuk masalah yang dibicarakan buku ini hampir tidak perlu dikomentari lagi. Hanya untuk beberapa masalah ada yang hanya janggal atau belum terbahas sepenuhnya. Seperti halaman 75 dan 77 yang masih kurang dalam penjelasannya.
b. Kebahasaan
Ø  Ejaan
Dalam buku ini telah baik dalam penulisan ejaannya tetapi masih ada beberapa yang masih salah, yaitu:
à Dalam bahasa Inggeris umum disebut shallot, sedang nama ilmiahnya ialahh Allium cepa    var. ascalonicum.(halaman 9); Di Malaya disebut ‘buah keras’ karena bijinya yang sangat keras, sedang dalam bahasa Inggeris dinamakan ‘candle nut’.(halaman 61); Dalam bahasa inggeris dikenal dengan nama “oil-palm”.(halaman 55). Penulisan kata Inggeris, seharusnya ditulis Inggris.
à Daunnya kadang – kadang juga dipakai sebagai obat tradisionil. (halaman 81). Penulisan kata tradisionil, seharusnya ditulis tradisional.
à Oleh karena itu, di dataran rendah jenis ini umum ditanam orang, menggantikan kopi arabika, sekalipun mutunya kalah bila dibandingkan dengan kopi arabika, karena kadar caffeinenya yang rendah. (halaman 69). Penulisan kata caffeine, seharusnya ditulis kafein.

Ø  Tanda baca
Untuk tanda baca tidak ada kesalahan seperti yang telah dituliskan dalam lampiran kelebihan. Karena 100% tanda baca telah benar digunakan.

Ø  Pilihan kata
Sama seperti tanda baca, pilihan kata juga telah sangat baik karena 98% kata dalam buku ini merupakan bahasa Indonesia yang asli dan hanya 2% merupakan kata serapan. Jadi sudah dapat dikatakan sangat baik.

Ø  Keefektifan kalimat
Kalimat – kalimat dalam buku ini telah baik namun masih ada beberapa kalimat yang belum efektif, yaitu:
à Pendeknya, hampir semua bagian tubuhnya dapat dimanfaatkan. (halaman 53). Kata pendeknya kurang tepat digunakan dalam kalimat tersebut, sebaiknya menggunakan kata singkatnya.
à Kandungan miyakpun berbeda, bergantung pada macam kelapanya.(halaman 53). Kalimat ini masih belum efektif,seharusnya ditulis menjadi; Kandungan minyak pun berbeda, tergantung pada jenis kelapanya.
à Di Malaya disebut ‘buah keras’ karena bijinya yang sangat keras, sedang dalam bahasa Inggeris dinamakan ‘candle nut’.(halaman 61); Dalam bahasa Inggeris umum disebut shallot, sedang nama ilmiahnya ialah Allium cepa var. ascalonicum.(halaman 9). Penggunaan kata sedang dalam kalimat – kalimat di atas kurang efektif seharusnya menggunakan kata sedangkan.
            Penggunaan singkatan pada setiap penjelasan dalam buku ini merupaka hhal yang baik namun juga harus disertai dengan kepanjangan dari setiap singkatan – singkatan tersebut sehingga mudah dimengerti. Jika tidak akan membingungkan pembaca dalam membacanya. Juga buku ini memiliki kekurangan pada kelengkapan buku. Buku ini tidak disertai glosarium, indeks dan biografi penulis. Yang merupakan elemen penting dalam sebuah buku.


Penutup

A.    Kesimpulan    
Buku ini menjelaskan tentang tanaman – tanaman bahan industri yang berperan penting dalam berbagai industri yang masih belum banyak dikenali oleh masyarakat. Buku ini sangat baik dibaca oleh pelajar mulai dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) sampai perguruan tinggi, petani, dan pengusaha. Buku ini menjelaskan pengetahuan hal – hal minimum yang harus diketahui oleh pembacanya dengan singkat, jelas dan sangat berbobot. Karena itu buku ini sangat baik dibaca bagi orang – orang yang masih pemula dalam bidang tanaman industri. 



B.     Solusi
1.      Kekurangan yang terdapat dalam buku ini terhitung sedikit. Untuk kekurangan dalam masalah yang dibahas seharusnya penjelasan – penjelasan tentang tanaman – tanaman tersebut dijelaskan lebih lengkap dan juga mungkin seharusya kekurangan kelengkapan itu dengan menambahkan hal – hal lain yang berkaitan dengan tanaman – tanaman yang dijelaskan.
2.      Untuk ejaan sebaiknya semua kata dalam buku ini ditulis sesuai dengan KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Agar tidak membingungkan pembaca.
3.      Untuk keefektifan kalimat seharusnya penulis lebih teliti untuk menggunakan kalimat – kalimat yang lebih efektif dan tidak berbelit – belit. Menggunakan kata – kata yang tepat, sesuai dan mudah dipahami agar tidak membingungkan pembaca.
4.      Juga untuk penggunaan singkatan – singkatan seharusnya disertai dengan kepanjangannnya. Agar tidak membingungkan pembaca. Yang terakhir buku ini juga harus dilengkapi dengan glosarium, indeks, dan biografi penulis agar lebih lengkap.



Nama          : Ana Lumna
Kelas           : IXA